Hidup adalah Kualitas

Selasa, 21 Juli 2020

PERTEMUAN , PEMBELAJARAN, DAN PERPISAHAN 02
Waktu berlalu, saya sudah sibuk dengan urusan rutin pembelajaran dan penanganan pasien. Sambil menunggu kelanjutan pelatihan upgrading yang tertunda, Jumat 4 Juli 2020, saya tetap menangani pasien. Karena saya punya keterbatasan menangani pasien perempuan, maka isteri saya minta untuk ikut. Mudah-mudahan Allah SWT berkenan kami bisa memberikan manfaat buat umat, sebagaimana amanat dari gurunda UHM.
Tanggal 04 Juli 2020, saya mulai tidak dapat tidur, ntah kenapa. Memang beberapa waktu terakhir saya mencoba mempelajari Al Quran untuk ruqyah mandiri. Ketakjuban atas isi Al Quran membuat saya merasa harus bersyukur lebih dalam karena diberikan Allah SWT kesempatan dan keinginan untuk menerapkannya. Sungguh Al Quran adalah Kalamullah. Dan pada titik ini, saya dapat menalar sisi pengobatan dan sisi ruqyah.
Sabtu, 05 Juli 2020, saya masih mengikuti seminar dari mas Ippho Santosa. Setelah itu, saya berkumpul bersama rekan rekan terapi lain membicarakan langkah ke depan terkait teknik pengobatan. Alhamdulillah. Harusnya badan ini lelah sekali, tapi saya masih sulit tidur. Kesulitan tidur ini pun masih saya alami hingga hari Minggu, jadi kalau sudah subuh saya baru bisa tidur.
Senin, 06 Juli 2020, saya terbangun ketika telpon masuk dari rekan terapis. Dering itu membangunkan saya dari rasa kantuk yang luar biasa. Pembicaraannya tidak jelas, saya kira saluran nafas di hidung tersumbat akibat pilek. Ternyata dugaan saya keliru, ia menangis. Sambil terisak isak ia berkata dengan kalimat terputus putus. Saya coba mendengar sebaik mungkin…Innalillahi wa innailaihi roji’uun. Rupanya gurunda UHM telah menghadap Allah SWT. Saya pribadi, tidak pernah berbicara sepatah katapun dengan beliau. Hanya melihatnya menerangkan materi, gaya bicara yang kalem namun bisa meledak saat bicara masa depan kebangkitan, sungguh ….hanya itu.
Ingatan ke belakang terus berjalan, bagaimana kesungguhan beliau mempelajari Al Quran menghasilkan formulasi penyembuhan tanpa operasi, tanpa alat, tanpa obat, dan tanpa jimat. Sehingga pada setiap pelatihan di awali teriakan 2022 !!! maka kami menyambutnya dengan “tanpa operasi, tanpa alat, tanpa obat, dan tanpa jimat….Allahuakbar!!!”. Selain itu, ada kenangan lain ? Yaaa tidak ada. Ia memotivasi kami untuk melakukan gerakan kesadaran kembali ke Wahyu Alloh sebagai sumber solusi. Saya selalu mengingat ucapan beliau terkait urutan validitas sumber : 1. Wahyu Allah (Al Quran) 2. Sunnatullah 3. Pemikiran manusia (yang banyak kekurangannya).
Kalau dilihat dari perjalanan itu, bisa dikatakan kami murid murid beliau ini tidak sempat dikenal satu per satu oleh beliau. Dengan demikian, saya pun tak mengerti kenapa saya meneteskan air mata hingga kini bila mengenang gurunda UHM. Namun, saya bersaksi bahwa beliau adalah orang baik dan sholeh, telah membukakan mata tentang pengobatan berbasis Al Quran dan tentunya menguatkan keimanan saya. Selama ramadhan, beliau memberikan pelatihan pemantapan hanya untuk menguatkan keinginannya agar UMAT BANGKIT.
Yaa Alloh, ampunilah dosa dan kesalahan beliau, tempatkanlah ia di tempat terbaik Mu. Sungguh ketika Allah SWT berkehendak memuliakan seseorang, maka Ia muliakan lewat amalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar