Hidup adalah Kualitas

Selasa, 21 Juli 2020

BUKAN KEJADIAN BIASA 01
Saya masih ingat sekitar tahun 90 an, kedua orang tua saya kena penyakit darah tinggi. Begitulah sebutannya, darah tinggi, konon ini adalah ukuran yang berupa angka tekanan darah yang melebihi nilai ambang (kenormalan). Seingat saya diberikan 1 jenis obat. Saat itu, saya tidak punya perhatian khusus atas kejadian ini. Yang saya ingat, kedua orang tua mengkonsumsi obat ini.
Tahun berjalan, dimana saya mendapat undangan masuk perguruan tinggi. Saya meninggalkan kota yang menjadi tempat sekolah dari TK hingga SMA. Rutinitas kuliah belajar yang menjemukan , saya tutup dengan kegiatan organisasi. Saat libur panjang saya pulang ke rumah.
Setelah beberapa kali pulang rumah, saya melihat kedua orang tua sudah mengkonsumsi obat tambahan, ya ...yang dari awalnya dua sekarang sudah bertambah. Ada sedikit pertanyaan saat itu, ke orang tua. Kenapa obatnya bertambah ? Seingat saya jumlah saat itu sudah 5 jenis obat sekali konsumsi. Jawaban dari bapak mengatakan bahwa memang demikian adanya. Sayang sekali, saat itu saya masih belum berpikir panjang. Waktu berjalan. Kembali pada rutinitas penyelesaian studi.
Satu hari, di penghujung studi, saya menerima berita bahwa kedua orang tua saya masuk RS. Opname. Saya memutuskan pulang, perjalanan kali ini terasa lebih berat. Malam hari tiba, langsung menuju RS. Saya melihat ke dua orang tua tidur berdampingan, di tempat tidur terpisah. Tak banyak yang bisa ditanyakan kecuali sungkeman ke bapak dan ibu. Setelah meletakkan kursi disebelah tempat tidur, saya duduk hingga lelah menguatkan rasa kantuk.
Pagi saya terbangun, sambil menunggu kunjungan dokter saya masih sempat menemani bapak dan ibu sarapan. Rupanya bapak masuk opname sudah beberapa hari dan ibu yang menunggu beliau akhirnya kecapekan. Dan opname yang dilakukan pada bapak dan ibu akibat tensi yang tinggi. Tak lama dokter datang beserta perawat, menanyakan keluhan dan membawa obat. Saat itu bapak mengkonsumsi 12 jenis obat. Rasa gusar mulai muncul. Untuk apa obat ini ? Jawaban dokter tidak memuaskan saya. Dokter mengatakan memang demikian lah penyakit DM ini nanti pasien terserang ini itu.
Pada kesempatan lain, saya menemani bapak melakukan pemeriksaan rutin. Saat itu saya tanyakan masalah konsumsi obat yang demikian banyak. Dokter tetap pada jawaban, ya memang demikian. Penyakit DM akan merusak organ lain, merembet ke jenis penyakit lain. Setengah menahan marah, saya tanyakan bukankah esensi berobat adalah menyembuhkan penyakit ? Kenapa dari konsumsi 2 jenis obat kemudian menjadi 12 obat ? Saya paparkan teori side effect, sehingga muncul jumlah jenis obat konsumsi yang demikian banyak. Dokter bertanya, darimana saya tahu. Saya tidak menjawab, karena saya memang mempelajari jenis obat dari buku MIMS selama 2 tahun dan dengan pencarian lain. Akhirnya saya putuskan membawa orang tua ke RS di Malaka Malaysia. Penasaran dengan naiknya jumlah obat dan penurunan kesehatan orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar