Hidup adalah Kualitas

Selasa, 21 Juli 2020

UJIAN 02
Selang kisah UJIAN 01 terjadi, musim COVID-19 sudah masuk ke kota dimana saya tinggal. Telepon yang berdering berulang ulang dari nomor yang tak dikenal, berlanjut ke WA. Setelah saya buka, ternyata orang tersebut minta pertolongan untuk melihat adiknya yang terbaring sakit di RS. Terkena kanker otak stadium 3. Apa yang bisa saya lakukan, dengan posisi pasien di RS ?
Saya sampaikan, insya Alloh, pada Allah SWT jua kita bergantung. Dengan perlengkapan masker dan sarung tangan, lahaulawalaquwwataillabillah, menuju RSUD. Alhamdulillah sampai RS, parkir, lalu menuju ruangan pasien tanpa ada halangan.
Masuk ruangan, saya mencari pasien dengan menanyakan ke tiap pasien yang saya temui. Karena pasien ini tidak punya no hp yang bisa dihubungi, rupanya saudaranya yang menghubungi saya ada di daerah Sumatera Utara. Ntah bagaimana ia. mendapatkan no hp saya. Setelah berjumpa, saya minta pasien mengenakan jilbabnya. Dari wajahnya tampak ia menahan sakit. Pada saat yang bersamaan perawat masuk dan menyuntikkan obat melalui selang infusnya. Bau obat sungguh sangat menyengat. Pasien meringis sakit saat ada cairan merah disuntikkan di selang, ia menyampaikan keluhan bahwa hilangnya sakit dikepala hanya sebentar dan diiringi mual berkepanjangan setelah dikasih obat.
Saya memandanginya, sungguh sakitnya teramat berat.
Apapun Itu Harus Disampaikan.
Saya tanyakan padanya, apakah ada sesuatu yang ingin diceritakannya untuk sekedar melepaskan masalah emosi. Ia diam. Saya tanyakan, apakah ia mengalami masalah dengan ibu dan suaminya. Rupanya pertanyaan itu bersambung. Ia banyak melakukan kesalahan pada ibunya. Namun untuk suaminya rupanya perceraian dengan persoalan berkepanjangan yang membuatnya sakit berkepanjangan. Saya lakukan SEFT sebagai terapi yang sangat memungkinkan dilakukan di RS. Setelah Set up terkait masalah ibunya, lanjut tune in dan tapping, alhamdulilah sudah enakan, meski masih ada rasa sakit itu. Setelah perulangan, saya lakukan Set Up terkait masalah nya dengan suaminya, namun ia tak hendak memaafkan suaminya. Lama saya melakukan pendekatan dari sisi Al Quran dan hadist, malah banyak bercerita, akhirnya ia mau. Proses ini pun alhamdulillah selesai. Ibu itu tampak bahagia, rasa sakitnya hilang. PR bagi beliau saya berikan adalah membaca Al Baqarah di tamatkan dalam 2 hari (paling lambat), dan dari Rehab Hati saya minta baca 3 Qul sebanyak banyaknya, untuk TAP bisa dilakukan mandiri dengan bantuan adik nya.
Akhir pertemuan saya cuma meneruskan untuk selalu bersyukur, bagaimanapun sulitnya kita, kenikmatan yang sudah diberikan tetap jauh lebih besar, teruslah berdoa sehingga Alloh memanggil kita dalam keadaan husnul khotimah.
Semoga Allah SWT selalu menjadikan kita semua menjadi orang yang pandai bersyukur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar