Hidup adalah Kualitas

Selasa, 21 Juli 2020

BELAJAR, BELAJAR, DAN PRAKTEK
Hari ini dan juga besok adalah waktu dimana saya harus duduk belajar, memahami proses yang terjadi dalam masalah tubuh manusia. Tentu saja akan membahas masalah INPUT - SISTEM - OUTPUT. Belajar dengan UHM sungguh menyenangkan, teori yang tidak rumit, bahasan yang disederhanakan, lalu PRAKTEK, dan hasil terlihat. Alhamdulillah, Allah SWT berkenan mempertemukan saya dengan beliau.
Kami tidak mempergunakan nama ilmiah sebagai dasar penyembuhan, namun lebih pada proses sistem yang menyimpang dari tubuh yang diperbaiki. Kelas hari ini yang membahas permasalahan pada anak anak, yang biasa disebut dunia medis dengan CEREBAL PALSY (CP), SPEECH DELAY, JANTUNG BOCOR (JB), DOWN SYNDROM (DS), HERNIA, AUTIS, telah diterangkan dengan jelas sekaligus membawa pasien dengan praktek langsung dalam menanganinya. Biidznillah, semua permasalahan ditangani sesuai penjelasan UHM dan mengalami perubahan.
Pasien pasien ini ada yang sudah mengalami pencarian penyembuhan selama bertahun tahun, ada juga yang menemukan dalam waktu singkat. Kiranya Allah SWT menguji keimanan dan kesabaran kita. Saya ingat beberapa waktu lalu ada teman menanyakan kesediaan saya untuk mencoba membantu anak Speech Delay, dan Autis. Bahkan sebelumnya ibu dari pulau Rupat dengan anak berusia 10 tahun dengan deteksi punggung skoliosis juga menghubungi. Kadang saya melihat proses pengujian ilmu itu luar biasa, Allah SWT kirimkan langsung pasiennya.
Semoga Allah SWT meridhoi ilmu dan penerapannya. Terima kasih pada UHM yang memberi ilmu yang luar biasa ini, solusi jantung bocor, cerebal palsy, speech delay, DS, Autis, dan jenis lainnya dengan tanpa alat, tanpa obat dan tanpa operasi, terlebih lagi tanpa jimat
Belajar, Belajar, Praktek, dan Luar Biasanya Guru
Hari ini berlanjut dengan belajar bersama gurunda UHM. Hal-hal yang mencengangkan terus berlanjut. Satu hal yang mengejutkan, ketika logic therapy dijelaskan dari sisi siklus dan proses peredaran darah (masuknya O2 dan dibuangnya CO2). Ada urusan di arteri, kapiler (syaraf), vena dan jantung. Kalau bayi lebih luar biasa lagi, karena saat di dalam menggunakan placenta, dan ketika di luar bisa bernafas dengan paru paru. Sungguh Allah SWT membuat proses yang luar biasa sebagai tanda kebesaran Nya.
Pembuangan CO2 yang terganggu berakibat pada penyakit kulit, dan penutupan 'celah kecil' yang berakibat pada masalah yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai 'Jantung bocor'. Masih ada case lain, hydrocepalus, micro cepalus, kejang, amandel, epilepsi. Gurunda menyampaikan dengan sangat baik dasar-dasar pemeriksaan hingga pengambilan keputusan. Tentu antara pasien dewasa dan bayi ada treatment yang berbeda.
Gurunda sangat menghormati pasien, bukan hanya simpati yang beliau berikan melainkan hingga empati. Tak jarang ketika menjelaskan kondisi kondisi tersebut, sambil mempraktekkan kondisi pasien, dari situ analisis dilakukan sambil kembali memeriksa titik - titik yang sudah ditentukan. Beliau menegaskan, bahwa fokus pada penyimpangan di pasien akan menentukan treatment apa yang cocok buat pasien.
Luar biasanya gurunda, di sesi penghujung, saya pun menitikkan air mata. Betapa tidak, saat itu beliau memanggil putra putra nya. Beliau berkisah, saat bermukim di luar negeri anak pertama mengalami kejang di umur mulai 6 bulan. Sebagai seorang yang terpelajar, pengobatan dilakukan, anak diberikan obat anti kejang. Lalu berlanjut hingga umur anak masuk dalam hitungan tahun dengan frekuensi yang ditentukan dokter disana. Dalam satu kesempatan, gurunda menggunakan sendok untuk mengaduk minuman. Tidak lama kemudian beliau pusing tidak menentu. Selidik punya selidik ternyata sendok yang digunakan adalah sendok bekas obat anti kejang. Saat itu ada pemikiran terkait efek dari obat tersebut. Sehingga anak selanjutnya tidak menggunakan obat tersebut.
Pencarian gurunda pada teknik pengobatan, kiranya Allah SWT kabulkan, dengan durasi belasan tahun. Kemanfaatan yang kami peroleh hanyalah atas kehendak Allah SWT jua dan bila mengingat perjalanan beliau mencari 'teknik' pengobatan ini bukanlah waktu yang sebentar dengan banyak pengorbanan. Ditambah lagi, beliau selalu mengingatkan untuk memberikan manfaat sebanyak-banyak bagi umat. Sungguh, kami hanyalah penerima 'resume perjalanan' sehingga menjadi lebih sederhana. Sesungguhnya kehebatan itu milik Allah SWT semata, dan kehebatan itu diterjemahkan sebagai Semua Kerumitan yang DAPAT DISELESAIKAN DENGAN CARA SEDERHANA ATAS KEHENDAK ALLAH SWT.
Semoga perjalanan semua ini menjadi amal ibadah kami, juga bagi gurunda (ILMU YANG BERMANFAAT), dan semua kita dijauhkan dari SIFAT SOMBONG. Kesembuhan HANYA DARI ALLAH SWT semata.
PERTEMUAN ITU
Dalam perjalanan ke Bandung, sebelum masa pandemi COVID-19, di dalam masa menunggu kedatangan dari mbak merupakan masa yang begitu menguntungkan. Hari itu, di lobby hotel dekat STPDN, setelah bertegur sapa ringan dengan seseorang akhirnya menjadi perbincangan yang bermanfaat. Saya mengenal sebuah kata baru SEFT. Sebuah terapi yang berbasis pada masalah spiritual dan emosional. Cara pandang lain, sebab timbulnya penyakit. Hingga akhirnya saya memutuskan mengambil SEFT sebagai salah satu alternatif terapi.
Jakarta, dalam masa pandemi, adalah saksi sejarah bagi saya dimana saat itu saya masuk sebagai peserta SEFT. Alhamdulillah, Allah SWT melindungi. Kenekatan yang cuma berpasrah pada Allah SWT semata untuk keselamatan.
SEFT memahami system energy tubuh sebagai PEMICU (Ingatan) - PROSES ANTARA (gangguan energy) - DAMPAK (emosi negatif). Penelitian ilmiah memberikan kesimpulan bahwa pengobatan / terapi bisa dilakukan secara Spiritual Power -> Energy Psychology -> The Amplifying Effect (Ampuh). Pak Afzan, selaku founder SEFT, merupakan sosok yang langsung terjun pada SEFT hingga menjadi salah satu metode efektif terapi.
Sebagai alumni psikologi universitas negeri terpandang di Indonesia, pak FAIZ melanjutkan pendidikan di luar negeri dan sekaligus mengikuti training kelas dunia. Langsung mengambil konsep-konsep :
- NLP (Neuro-Linguistic Programming)
- Systemic Desensitization
- Psyconalisis
- Logotheraphy
- EMDR
- Sedona Method (Releasing Technique)
- Ericksonian Hypnosis
- Provocative Theraphy
- Suggestion & Affirmation
- Creative Visualization
- Relaxation & Meditation
- Gestalt Therapy
- Energy Psychology
- Powerful Prayer
- Loving Kindness Theraphy
Cara terapi dari kolaborasi tersebut menjadi sederhana dan dengan penguatan di sisi SPIRITUAL menjadikan SEFT sebagai pilihan untuk penyembuhan kecanduan, dan jenis penyakit lain, bahkan untuk memotivasi seseorang untuk menjadi lebih baik. Cara sederhana terapi terbagi dalam 3 bagian :
1. SET UP
2. TUNE IN
3. TAPPING
Kunci sukses menjalani terapi ini adalah :
1. Yakin
2. Khusyu
3. Ikhlas
4. Pasrah
5. Syukur
Suatu keberuntungan ketika Allah SWT membukakan kemudahan buat kita.
UJIAN 01
Percaya atau tidak bahwa LUCK FACTOR itu ada, bagaimana untuk memperolehnya, bisa kita bicarakan dengan basis SEFT yang berbasis pada Al Quran. Sederhananya begitu. Saya tidak ingin membahas hal ini. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sekali lagi hal yang sama. Apa itu ? Allah SWT izinkan saya beroleh sedikit ilmu. Selesai itu, Allah SWT kirimkan penerapannya. Saya meyakini itu.
Sepulang dari pelatihan itu, adalah hal yang melelahkan karena perjalanan panjang dari kota kecil untuk sampai ke bandara butuh 4 - 6 jam, lalu kebutuhan pesawat dengan tiket murah biasanya memaksa menginap di bandara. Lanjut training non stop selama 3 hari dan jauh dari penginapan, selesai itu mesti berlari mengejar pesawat pertama dari Soetta di sepertiga malam terakhir agar dapat yang murah. Jadi, namanya selesai training itu badan rasanya sudah gak karuan. Pun, untuk kegiatan kali ini. Pagi bangun tidur, handphone berdering. Begitu diangkat, ternyata teman menyampaikan ada teman dekatnya (katakanlah B) yang bermasalah. Anak perempuannya mau nikah, tanpa kehadiran B. Wah, rasanya badan masih gak karuan. Ku minta teman ku menelpon B agar dia menelpon langsung saja ke saya biar jelas duduk persoalannya.
Tak lama B menelpon ke hp saya. Persoalannya : anak perempuannya mau menikah tanpa kehadirannya sebagai wali. Begitu penjelasannya. Saya minta waktu untuk bertemu. Lalu kami bertemu. Saya jelaskan pada B, pernikahan tidak mungkin dilakukan tanpa kehadiran ayah dari pihak pengantin perempuan. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa anaknya tak ingin ayahnya menjadi wali permikahannya ? benarkah demikian ? Siapakah yang menyanggupi menjadi wali sehingga memungkinkan pernikahan besok itu menjadi sah ?
Ketika obrolan masuk sebagai adanya C yang menyanggupi bahwa tanpa B, pernikahan bisa berlangsung...C lewat di hadapan dengan motornya. Seketika B berteriak teriak. C datang, kami bersalaman, saya tanyakan pada C benarkah duduk persoalannya demikian. Rupanya penjelasan ke dua orang tersebut yang ngotot membuat keduanya hampir baku hantam. Saya sudah tidak mengingat usia lagi, saya ingatkan untuk diam di tempat dan dengarkan saya bicara. Rupanya Allah SWT membantu, keduanya diam dan mendengarkan penjelasan saya (terima kasih yaa Alloh).
Rupanya keduanya tetap keras kepala. B tidak mau hadir sebagai wali pernikahan, dan C tetap mau menikahkan anak B tanpa kehadiran B. Saat mau pulang saya cuma minta agar C mengajak anak B dan calon suaminya menemui B di mushola sampaikan baik-baik keinginan nya.
Setelah C pulang, saya dan B masih berbincang masalah kelapangan hati dan hilangnya nilai spiritual. B tetap gak mau nikahkan anaknya karena anaknya hilang kesopanan dan punya utang padanya. Tentu pernyataan nya mengagetkan. Dari zaman ke zaman biasanya orang tua mengalah kepada anak, kali ini tidak. Setengah jam berbicara tetap saja jawabannya tidak.
Lama saya merenung ketika ia bersikeras untuk keputusannya. Akhirnya saya menjawab, "Bang, kita menginginkan hal terbaik di dunia ini adalah ridho Allah. Diciptakannya kita pun hanya untuk beribadat kepadanya. Hari ini saya bertemu dengan abang, juga kehendak Nya, untuk apa saya gak tau pasti, yang saya tau kita harus punya kemanfaatan buat orang lain". Dia masih diam. Saya melanjutkan, "kalau Nabi dan Rasul aja mengalami penolakan untuk ajakan kebenaran, apalagi saya yang dhoif ini. Cuma ada yang harus saya lakukan, yaitu menyampaikan. Kalau abang tidak hadir maka jatuhnya zina pada pernikahan anak abang bisa terjadi. Tidak sahnya secara agama akan jadi masalah. Betapa kisah Nuh, Luth cukup mengingatkan saya betapa lemahnya seorang yang beriman jika hidayah itu tidak dikehendaki oleh Alloh jatuh pada orang yang diinginkan." Dia masih diam.
Ketika saya ulang bertanya, dia tetap TIDAK MAU. Saya berucap, "Ini adalah terakhir kali orang tak berilmu ini menyampaikan untuk melepaskan kewajiban yang ada, sungguh jika kewajiban itu tidak pernah saya ketahui niscaya saya tidak akan mencampuri urusan ini sampai sejauh ini. Pulanglah bang, sholat lah, dan bermohon kelapangan, sesunguhnya hanya Alloh jua yang dapat membuka hati abang...bukan siapa siapa." Kami pun bubar.
Satu minggu kemudian, ia datang ke rumah. Dengan klakson motornya ia memanggil dari luar pagar. Hari itu habis sholat Jumat, biasanya saya selalu pulang setelah ngobrol ba'da jumatan. Tapi hari itu saya langsung pulang, sehingga tanpa saya ketahui B mencari saya hingga sampai ke rumah. Ia mengucapkan terima kasih, karena paginya setelah pertemuan itu ia mendatangi anaknya untuk menjadi wali nikahnya. Saya sempat tersendat untuk bersuara karena tak mengira ia akan lakukan itu.
ALLAHUAKBAR !!!
UJIAN 02
Selang kisah UJIAN 01 terjadi, musim COVID-19 sudah masuk ke kota dimana saya tinggal. Telepon yang berdering berulang ulang dari nomor yang tak dikenal, berlanjut ke WA. Setelah saya buka, ternyata orang tersebut minta pertolongan untuk melihat adiknya yang terbaring sakit di RS. Terkena kanker otak stadium 3. Apa yang bisa saya lakukan, dengan posisi pasien di RS ?
Saya sampaikan, insya Alloh, pada Allah SWT jua kita bergantung. Dengan perlengkapan masker dan sarung tangan, lahaulawalaquwwataillabillah, menuju RSUD. Alhamdulillah sampai RS, parkir, lalu menuju ruangan pasien tanpa ada halangan.
Masuk ruangan, saya mencari pasien dengan menanyakan ke tiap pasien yang saya temui. Karena pasien ini tidak punya no hp yang bisa dihubungi, rupanya saudaranya yang menghubungi saya ada di daerah Sumatera Utara. Ntah bagaimana ia. mendapatkan no hp saya. Setelah berjumpa, saya minta pasien mengenakan jilbabnya. Dari wajahnya tampak ia menahan sakit. Pada saat yang bersamaan perawat masuk dan menyuntikkan obat melalui selang infusnya. Bau obat sungguh sangat menyengat. Pasien meringis sakit saat ada cairan merah disuntikkan di selang, ia menyampaikan keluhan bahwa hilangnya sakit dikepala hanya sebentar dan diiringi mual berkepanjangan setelah dikasih obat.
Saya memandanginya, sungguh sakitnya teramat berat.
Apapun Itu Harus Disampaikan.
Saya tanyakan padanya, apakah ada sesuatu yang ingin diceritakannya untuk sekedar melepaskan masalah emosi. Ia diam. Saya tanyakan, apakah ia mengalami masalah dengan ibu dan suaminya. Rupanya pertanyaan itu bersambung. Ia banyak melakukan kesalahan pada ibunya. Namun untuk suaminya rupanya perceraian dengan persoalan berkepanjangan yang membuatnya sakit berkepanjangan. Saya lakukan SEFT sebagai terapi yang sangat memungkinkan dilakukan di RS. Setelah Set up terkait masalah ibunya, lanjut tune in dan tapping, alhamdulilah sudah enakan, meski masih ada rasa sakit itu. Setelah perulangan, saya lakukan Set Up terkait masalah nya dengan suaminya, namun ia tak hendak memaafkan suaminya. Lama saya melakukan pendekatan dari sisi Al Quran dan hadist, malah banyak bercerita, akhirnya ia mau. Proses ini pun alhamdulillah selesai. Ibu itu tampak bahagia, rasa sakitnya hilang. PR bagi beliau saya berikan adalah membaca Al Baqarah di tamatkan dalam 2 hari (paling lambat), dan dari Rehab Hati saya minta baca 3 Qul sebanyak banyaknya, untuk TAP bisa dilakukan mandiri dengan bantuan adik nya.
Akhir pertemuan saya cuma meneruskan untuk selalu bersyukur, bagaimanapun sulitnya kita, kenikmatan yang sudah diberikan tetap jauh lebih besar, teruslah berdoa sehingga Alloh memanggil kita dalam keadaan husnul khotimah.
Semoga Allah SWT selalu menjadikan kita semua menjadi orang yang pandai bersyukur
Pengobatan Akhir Zaman
14 Juni 2020, seorang sahabat mengundang saya datang ke rumahnya, ada pasien yang mengalami speech delay berumur 5 tahun. Sudah dibawa kemana mana, orang tuanya risau perkembangan tidak berjalan sesuai harapan.
Setibanya di rumah sahabat rupanya pasien datang dari jauh menggunakan mobil, sengaja ke rumah sahabat untuk berobat. Saya ikut mendampingi dan membantu. Sudah ketentuan Allah SWT untuk kita saling membantu. Meskipun telat, saya tidak kehilangan momen untuk ikut serta 'MEMBEDONG ISTIMEWA' pasien ini.
Rupanya si anak melawan dan menangis baik saat di bedong hingga selama pembedongan. Kami menyampaikan ke orang tua biarkan saja proses ini berjalan, anak tidak sakit hanya tidak nyaman. Proses ini biarkan berjalan sebagai terapi alami. Tampaknya orang tua tak tahan mendengar anaknya menangis, kami cuma menyampaikan "lebih baik hari ini anak ibu menangis, daripada ketika besar nanti ibu yang menangis...percayalah anak ibu tidak sakit ketika diterapi". Terapi dilanjutkan oleh sahabat dengan metode garpu tala dan ruqyah.
Kita berikhtiar, semoga proses ini bisa dilanjutkan sesuai frekuensi yang dianjurkan untuk kesembuhan anak. Lalu bermohonlah pada Allah SWT selaku Pemilik Segalanya dan sesungguhnya Pemberi Kesembuhan melalui sifat Ar Rahman dan Ar Rahiim Nya.
Bukan Kejadian Biasa
15 juni 2020, lanjutan aktifitas terapi skoliosis pada anak 2 tahun. Jelang sore berita itu diterima. Insya Alloh, ba'da magrib akan dimulai. Membayangkan wajah pasien berumur 2 tahun berjalan dengan condong ke kanan membuat terenyuh. Tentu tidak nyaman, kondisi itu bagi pasien. Saya pun berharap kesembuhan nya diridhoi Allah SWT.
Tipe skoliosis Z, mengharuskan perbaikan pinggul kanan dan pada bagian cervical harus ada ruas yg dikeluarkan sehingga fungsi pupil mata bisa optimal. Pada bagian tulang ekor yang masuk harus dikeluarkan, dan bagian penyempitan rongga dada harus dilonggarkan. Perlu suatu perlakuan lipatan kaki, tangan, dan kuncian leher, lalu BEDONG untuk satu gerakan. Selesai BEDONG, perlu aktifitas perlawanan dari pasien untuk perbaikan alami secara optimal. 10 menit berlalu, alhamdulilah, tangisan pasien ikut mempercepat proses tersebut.
PR pasien, diberikan ke orang tua, agar melakukan HK, duduk dengan lipatan, tidur dengan arah perbaikan. Dan mainan anak diarahkan untuk perbaikan struktur tulang. Perlu waktu untuk penormalan. Namun orang tua sudah paham, saat terapis bisa menunjukkan pada posisi yg ditentukan tadi terlihat ada pelurusan tulang belakang. Semoga Allah SWT meridhoi ya nak, lahaulawalaquwwataillabillah. Selamat sampai tujuan kembali ke pulau Rupat, dan konsisten mengerjakan PR untuk kesembuhan.
Pada proses penanganan pasien ini alhamdulillah sahabat terapis saya ikut datang membantu sehingga mempermudah pelaksanaan terapi. Semoga Allah SWT berkenan membalas amal baik nya. Aamiin YRA.
Setelah selesai pasien 1, sahabat saya mengajak untuk nangani pasiennya. Saya berpikir ini pasien stroke. Saat tiba di sekitar lokasi, sahabat saya menelepon seseorang untuk memastikan tempat pasien. Tak lama kami disambut, masuk sebuah rumah, ternyata pasien adalah penghuni kost.
Setelah meminta pasien menggunakan mukena barulah kami memasuki ruangan. Ada 2 orang wanita muda, seorang wanita paruh baya, dan seorang anak kecil. Ternyata wanita paruh baya itu adalah ibu dari salah seorang wanita muda, dan anak kecil itu adalah anaknya. Rupanya kedua wanita muda itu adalah janda yang terkena jin. Pasien perlu di ruqyah.
Ruqyah berjalan cukup lama karena jin yang bersarang cukup banyak dan lumayan ngeyel. Jin yang bersarang adalah jin laki laki yang mengaku melindungi pasien. Mengaku kuat dan tidak mau keluar. Ajakan untuk bersyahadat kepada jin, ia mau bersyahadat, namun tetap tidak meninggalkan pasien. Setelah di dakwahi tidak bisa, akhirnya diselesaikan dengan ayat quran pamungkas. Bisa jadi jin ini sombong, karena hari sebelumnya berhasil menghempaskan 5 orang dan hampir berhasil membuat pasien bunuh diri dengan mengikatkan lehernya dengan tali.
Selidik punya selidik pasien ternyata jauh dari rasa syukur ke Allah SWT, sehingga sikap suudzhon (baik sangka) ke Allah SWT atas peristiwa yang dialami belakang ini tidak dilakukannya.
Kejadian ini membuat saya untuk terus mawas diri. Terima kasih ya Alloh, Engkau hadirkan pelajaran dan teguran baru buat saya. Semoga ini menjadi penguat niat kami untuk menjadi lebih baik lagi, selalu berusaha memperbaiki diri dari waktu ke waktu hingga Engkau memanggil kami dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin YRA.